Laman

Rabu, 03 Juli 2013

Slurpee


Slurpee

Pada akhir tahun 1969, 7-Eleven telah mencapai 3.500 gerai di AS dan menjadi internasional dengan membuka gerai di Kanada. Tahun 1974, 7-Eleven mencapai 5.000 gerai dan mulai merambah Jepang. Pada tahun 1980-an perusahaan-perusahaan migas mengubah pom-pom bensin menjadi toko kelontong. 7-Eleven berusaha mengatasi keadaan tersebut dengan mengakuisisi perusahaan penyulingan migas, Citgo.

Pada bulan Oktober 1987; indeks harga saham gabungan di bursa saham AS jatuh hingga melampaui angka 30%. Peristiwa yang lebih dikenal dengan Black Monday itu membuat 7-Eleven memiliki hutang 4,1 milyar Dolar AS. Kondisi tersebut diperparah dengan pasokan barang yang tidak teratur. Setiap minggu lebih dari 80 kali pengiriman dilakukan pada jadwal berbeda dan bahkan sering di waktu orang-orang sedang berbelanja yang menyebabkan terganggunya pelayanan.
 Ito Yokado mengubah 7-Eleven dengan menyentralisasi distribusi barang, mengisi toko-toko dengan makanan segar, dan membangun jaringan informasi yang canggih sehingga para manajer bisa mengatur stok barang sesuai dengan keinginan pelanggan.

Kunci keberhasilan 7-Eleven mengalahkan saingannya Lawson dan FamilyMart adalah karena terus berinovasi. 7-Eleven berhasil membuat orang Jepang membeli onigiri di toko mereka dengan cara memakai kemasan khusus yang memisahkan nasi dari rumput lautnya sehingga tetap kering. Inovasi lain adalah 7-Eleven meminta para kasirnya untuk mengisikan uang tunai yang diterima ke dalam ATM yang ada dalam toko. Manfaatnya, uang tunai tersebut tidak usah diantar ke kantor pusat lagi, uang kas yang diterima menjadi lebih aman berada dalam mesin ATM, serta bank tidak perlu datang mengisi mesin ATM tersebut lagi. 

Pada 23 April 2007, 7-Eleven meluncurkan kartu Nanaco (dalam bahasa Jepang, nana artinya tujuh). Kartu ini adalah kartu uang elektronik tanpa sentuhan yang bersifat prabayar dan dapat di-charge ulang. Di Indonesia layanan yang mirip seperti ini adalah kartu Flazz BCA. 7-Eleven mendapatkan informasi yang sangat berharga dari kartu ini. Mereka dapat mengetahui apa dan kapan konsumen membeli sesuatu sehingga mereka dapat mengatur logistiknya dengan tepat. Jaringan toko akan mendapat suplai sebanyak 9 kali dari pusat distribusi. Semua makanan yang dikirimkan diatur sesuai dengan suhu dan perkiraan waktu pembelian konsumen sehingga akan selalu segar pada saat konsumen membelinya. Kesegaran ini merupakan perhatian utama jaringan ini. Bahkan kopi hanya akan dipertahankan selama 1 jam, sesudah itu harus dibuang. 

Untuk menjaga kesegaran makanannya, mereka membaginya berdasarkan suhu. Makanan beku dikirimkan pada suhu -20° C, makanan dingin dikirimkan pada suhu 5°C, nasi pada suhu 20°C, dan makanan diproses pada suhu ruangan. Untuk mengantisipasi resiko lalu lintas yang tidak pasti, mereka memiliki alternatif transportasi seperti sepeda motor dan helikopter. Tidak mengherankan, pada saat gempa bumi Kobe sebesar 6,8 SR terjadi pada 17 Januari 1995 pukul 05.46 pagi, dengan memanfaatkan kekuatan logistiknya, mereka mampu mengirimkan 64.000 bola nasi sebagai amal ke kota tersebut sebelum pukul 11 siang dengan memakai 7 helikopter dan 125 sepeda motor.

Visi dan misi mereka adalah Servant Leadership dan The 7-Eleven Way. Servant Leadership didefinisikan dengan 3C, yakni capacity (apa yang dapat dilakukan untuk memimpin), commitment (apa yang ingin dilakukan untuk memimpin), dan character (apa yang akan dilakukan untuk memimpin). The 7-Eleven Way didefinisikan dengan singkatan I CARE yang merupakan singkatan dari Integrity, Customer Focus, Accountability, Recognition dan Excellent Execution.

Pada awal tahun 2000-an, 7-Eleven telah mencapai 25.000 gerai. Kini 7-eleven telah mencapai 46.000 gerai di seluruh dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar