Laman

Rabu, 03 Juli 2013

Teh Botol Sosro


THE BOTOL SOSRO

Merek SOSRO yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya merupakan singkatan dari nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis usaha Teh Wangi Melati pada tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi. Teh wangi (Jasmine Tea) adalah racikan (blending) antara teh hijau dan bunga melati yang diperkenalkan pertama kali itu bermerek Cap Botol. Yang menarik, Sosrodjojo (generasi pertama keluarga Sosrodjojo), telah menerapkan prinsip-prinsip branding.
Prinsip utama : nama merek mudah diucapkan dan diingat, juga dari sisi grafisnya mudah dikenali serta diingat. Contohnya teh wangi Cap Botol, yang disingkat menjadi teh botol.Konsep merek macam apa dalam pemikiran Sosrodjojo yang melatari pemilihan merek ini ? Pertama, kata Botol mudah dimengerti oleh semua kalangan dan tidak menimbulkan makna ganda. Bukankah setiap rumah tangga pasti memiliki botol, di kota maupun di desa.Kedua, kata Botol mudah diingat oleh konsumen, yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga.
Agar lebih mudah diingat, gambar botol juga dicantumkan pada kemasannya, sekaligus untuk mempermudah konsumen buta huruf. maklum ini suasan tahun 40-an yang masih sedikit yang melek huruf. Ketiga, kata Botol tidak mempunyai konotasi maupun citra negatif.
Penerapan prinsip branding berupa pemilihan nama merek dan visualisasi dalam bentuk grafisnya juga diterapkan pada merek-merek yang lain. Kata-kata yang merakyat seperti Poci, Trompet, Berko dipilih sebagai nama merek. Poci dipilih tentu saja karena asosiasi yang dekat dengan teh seduh. Sementra Berko adalah sebutan masyarakat setempat untuk lampu sepeda. Merek-merek tersebut lestari hingga kini. Tetapi tentu saja yang paling populer adalah Teh Botol Sosro.
Dalam upaya menerobos pasar nasional keluarga Sosro masuk pasar Jakarta. Alasannya potensi pasarnya yang besar, sebagai sentra perdagangan yang memudahkan pemasran di daerah lain, serta posisi Jakarta sebagai trend setter bagi masyarakat daerah lain. Menguasai Jakarta akan memudahkan ekspansi ke daerah lain. Teh Cap Botol berhasil menjadi market leader untuk Jakarta dalam arean persaingan yang ketat. Salah satu program promosi untuk mempertahankan pasar adalah program Cicip Rasa.
Pada tahun 1969 mulailah keluarga Sosrodjojo menjual teh siap minum dalam kemasan botol. Merek yang digunakan adalah dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut dipakai untuk mendompleng merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.Untuk kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak berubah, lebih dari 2 tahun.Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 juga bertahan sampai dengan 2 tahun.Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar Sosro di kawasan Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi sekarang masuk wilayah Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan bertahan sampai sekarang.

Pabrik tersebut, merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di Indonesia dan pertama di Dunia. Untuk lebih memudahkan penjualannya, maka Teh Botol Sosro lebih sering disebut Teh Botol.Pada awalnya, pembotolah teh dilakukan secara manual. Pengisian teh yang sudah diseduh menggunakan gayung, serta botol yang dipakai adalah botol yang sangat sederhana, dengan grafis merek yang sangat sederhana. Pricing-nya tergolong unik, harga ditentukan dengan prinsip tidak melebihi harga parkir,
Yang saat itu sebesar 25 rupiah.Ketika permintaan pasar telah mencapai 100 krat per hari, cara konvensional sudah tidak memadai. Mereka berprinsip tidak akan menggunakan bahan pengawet. Dengan segala pertimbangan pada tahun 1974 dibangunlah pabrik pembotolan teh siap minum pertama di Indonesia dan di dunia, dengan nama PT. SINAR SOSRO. Dengan kapasitas mesin pertama yang mencapai 6.000 botol per jam, maka diperlukan upaya pemasaran yang lebih intensif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar