THE BOTOL SOSRO
Merek
SOSRO yang sudah dikenal di masyarakat, sebenarnya merupakan singkatan dari
nama keluarga yaitu Sosrodjojo yang mulai merintis usaha Teh Wangi Melati pada
tahun 1940 di sebuah kota kecil di Jawa Tengah bernama Slawi. Teh wangi
(Jasmine Tea) adalah racikan (blending) antara teh hijau dan bunga melati yang
diperkenalkan pertama kali itu bermerek Cap Botol. Yang menarik, Sosrodjojo
(generasi pertama keluarga Sosrodjojo), telah menerapkan prinsip-prinsip
branding.
Prinsip
utama : nama merek mudah diucapkan dan diingat, juga dari sisi grafisnya mudah
dikenali serta diingat. Contohnya teh wangi Cap Botol, yang disingkat menjadi
teh botol.Konsep merek macam apa dalam pemikiran Sosrodjojo yang melatari
pemilihan merek ini ? Pertama, kata Botol mudah dimengerti oleh semua kalangan
dan tidak menimbulkan makna ganda. Bukankah setiap rumah tangga pasti memiliki
botol, di kota maupun di desa.Kedua, kata Botol mudah diingat oleh konsumen,
yang sebagian besar adalah ibu rumah tangga.
Agar
lebih mudah diingat, gambar botol juga dicantumkan pada kemasannya, sekaligus
untuk mempermudah konsumen buta huruf. maklum ini suasan tahun 40-an yang masih
sedikit yang melek huruf. Ketiga, kata Botol tidak mempunyai konotasi maupun
citra negatif.
Penerapan
prinsip branding berupa pemilihan nama merek dan visualisasi dalam bentuk
grafisnya juga diterapkan pada merek-merek yang lain. Kata-kata yang merakyat
seperti Poci, Trompet, Berko dipilih sebagai nama merek. Poci dipilih tentu
saja karena asosiasi yang dekat dengan teh seduh. Sementra Berko adalah sebutan
masyarakat setempat untuk lampu sepeda. Merek-merek tersebut lestari hingga kini.
Tetapi tentu saja yang paling populer adalah Teh Botol Sosro.
Dalam
upaya menerobos pasar nasional keluarga Sosro masuk pasar Jakarta. Alasannya
potensi pasarnya yang besar, sebagai sentra perdagangan yang memudahkan
pemasran di daerah lain, serta posisi Jakarta sebagai trend setter bagi
masyarakat daerah lain. Menguasai Jakarta akan memudahkan ekspansi ke daerah
lain. Teh Cap Botol berhasil menjadi market leader untuk Jakarta dalam arean
persaingan yang ketat. Salah satu program promosi untuk mempertahankan pasar
adalah program Cicip Rasa.
Pada
tahun 1969 mulailah keluarga Sosrodjojo menjual teh siap minum dalam kemasan
botol. Merek yang digunakan adalah dengan merek Teh Botol Sosro. Merek tersebut
dipakai untuk mendompleng merek Teh seduh Cap Botol yang sudah lebih dulu
populer dan mengambil bagian dari nama belakang keluarga Sosrodjojo.Untuk
kemunculan desain botol pertama, adalah pada tahun 1970 dan desain botol tidak
berubah, lebih dari 2 tahun.Untuk desain botol kedua yaitu pada tahun 1972 juga
bertahan sampai dengan 2 tahun.Dan pada tahun 1974, dengan didirikan PT. Sinar
Sosro di kawasan Ujung Menteng (waktu itu masuk wilayah Bekasi, tetapi sekarang
masuk wilayah Jakarta), maka desain botol Teh Botol Sosro berubah dan bertahan
sampai sekarang.
Pabrik
tersebut, merupakan pabrik teh siap minum dalam kemasan botol pertama di
Indonesia dan pertama di Dunia. Untuk
lebih memudahkan penjualannya, maka Teh Botol Sosro lebih sering disebut Teh
Botol.Pada awalnya, pembotolah teh dilakukan secara manual. Pengisian teh yang
sudah diseduh menggunakan gayung, serta botol yang dipakai adalah botol yang
sangat sederhana, dengan grafis merek yang sangat sederhana. Pricing-nya
tergolong unik, harga ditentukan dengan prinsip tidak melebihi harga parkir,
Yang saat itu sebesar 25 rupiah.Ketika permintaan pasar
telah mencapai 100 krat per hari, cara konvensional sudah tidak memadai. Mereka
berprinsip tidak akan menggunakan bahan pengawet. Dengan segala pertimbangan
pada tahun 1974 dibangunlah pabrik pembotolan teh siap minum pertama di
Indonesia dan di dunia, dengan nama PT. SINAR SOSRO. Dengan kapasitas mesin
pertama yang mencapai 6.000 botol per jam, maka diperlukan upaya pemasaran yang
lebih intensif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar